# PROFIL KUU #
Nama saya adalah ERVIANA LINDA FEBRIANI. Saya adalah siswi di SMA NEGERI 1 KUTOREJO, sekarang saya duduk di bangku kelas XI-IPA 2, No absen 10. Alamat saya adalah di Jln.Kartini no.153, Dsn.Nambangan, Ds.Ngimbangan,RT.29, RT.08, Kec.mojosari, Kab.Mojokerto.
itulah profilku, bagaimana dengan profilmuw.................?????????????????????
Senin, 07 November 2011
Sabtu, 20 Maret 2010
HANTU DALAM SUMUR
Tengah malam. Bulan telah melalui separuh perjalanannya.
Satu per satu, lampu kamar kost itu tergantikan dengan cahaya redup lampu tidur. Bahkan ada yang membiarkannya pekat tanpa cahaya apapun.
Sunyi. Suara tivi ataupun suara para penghuninya yang terkadang bingar, kini tak terdengar.
Tiba-tiba terdengar jeritan. Suara gadis itu keluar seperti dipaksa oleh bayangan seram yang dilihatnya.
Caca merapatkan selimut. Tidak seperti bulan lalu, saat mendengar suara serupa. Di malam yang juga pekat, dia bangkit dan mencari asal suara. Kali ini tidak! Dia bahkan mematikan lampu tidur yang selalu menemaninya bermimpi.
“Tolooong!”
Suara itu semakin panik. Caca bergidik juga akhirnya, setelah dari tadi mencoba menepis suara itu.
“Aaaah……!”
Sepertinya sebuah tikaman baru saja mendarat di tubuh pemilik suara itu, atau kobaran api menjilatnya. Mungkin juga air panas menyiraminya.
Caca tidak tahu. Suara itu membelah malam. Dan dia membiarkannya. Sebulan yang lalu, suara serupa terdengar tiga malam berturut-turut. Tiga malam pula, Caca keluar rumah untuk mencari asal suara.
Cahaya purnama membuatnya leluasa mencari pemilik suara itu, di antara pekarangan yang tidak terlalu luas. Tapi suara itu ditemukannya tanpa wujud dari dalam sumur yang juga diterangi purnama.
Tak ada seorang pun di kedalaman sumur itu. Hanya purnama yang berkaca, juga bau kaporit yang menyengat.
Suara itu langsung menghilang saat Caca menengok ke dalam sumur.
Malam ini, saat suara itu terdengar lagi, Caca memilih diam.
Percuma! Bulan lalu tiga malam berturut-turut dia keluar mencari, tapi tak ada yang didapatkannya kecuali bulan dalam sumur.
Lebih mengecewakan, karena paginya, saat dia bercerita ke teman kostnya yang lain, semua menganggapnya baru bangun dari mimpi buruk.
Hanya dia yang mendengar suara itu. Jeritan yang seandainya bulan di langit yang tertidur pun akan mendengarnya. Tapi ini tidak! Penghuni bumi pun, hanya Caca yang bisa mendengarnya tanpa pernah
melihat pemiliknya.
Selalu hilang, saat Caca menundukkan kepala ke dalam sumur. Sumur itu sebelumnya tak pernah dipergunakan airnya.
Tapi kemarau panjang, yang entah akan berakhir sampai kapan, membuat seluruh penghuni kost sepakat mengeruk airnya yang sudah bau, lalu ditaburi kaporit. Hasilnya lumayan, untuk urusan mandi dan mencuci, air sumur itu yang diberdayakan. Sementara air PAM yang hanya mengalir saat tengah malam, ditampung untuk keperluan minum dan masak.
“Tolooong!”
Suara itu tak lagi sekeras tadi, juga tak lagi histeris. Kini menyerupai pelasan minta belas kasihan.
Caca bisa membayangkan, pemilik suara itu telah dilukai dan kini memelas, menangis menahan sakit.
Caca yang dari tadi tak peduli, kini tersentuh hatinya untuk bangkit. Bulan lalu, suara itu tak pernah memelas seperti ini karena dia selalu keluar mencari pemiliknya. Tapi kini?
Suara minta tolong itu, berganti dengan isak yang memilukan. Caca semakin tersentuh, semakin ikut merasa, dan dia tak bisa bertahan dengan pendiriannya. Dia bangkit dari tempat tidur, lalu
melangkah ke arah sumur di luar rumah.Tak seperti bulan lalu, kali ini Caca ingin memastikan asal suara itu, benar berasal dari dalam sumur. Dengan mengendap-endap, Caca diterangi purnama yang separuhnya tertutup awan, melangkah menuju ke sumur yang diyakininya menjadi asal suara.
Suara isak itu masih terdengar. Makin memilukan.
Tak ingin ketahuan oleh pemilik suara, Caca tidak langsung
menengok ke dalam sumur. Dia duduk dan merapatkaan telinga di dinding sumur.
Jelas sekali, suara itu berasal dari dalam sumur.
Isak tangis yang memilukan, seolah pemilik suara itu dalam ketakutan yang teramat sangat, dan meminta pertolongan.
Caca memperhatikan langit. Kali ini wajah purnama masih dikabuti awan. Tepat di atas sumur!
Caca belum juga menengok ke dalam sumur, dia ingin tahu sampai kapan gadis itu akan menangis. Dan tiba-tiba…
“Tooloong!” Menjerit lagi.
Suara histeris itu bersamaan dengan berlalunya awan yang menyelimuti bulan. Purnama bulat utuh lagi.
Suara itu semakin menjerit kesakitan. Seolah bulan yang berkaca di dalam sumur menampakkan wajah seram untuknya.
Entah berapa lama suara itu melengking membelah malam. Tapi setiap bulan tertutupi awan, suara itu berubah memelas dalam tangis. Caca jadi yakin. Pemilik suara itu takut pada bulan yang tepat berada di atas sumur.
Caca tak ingin kecolongan, seperti bulan lalu, di
mana suara itu selalu menghilang saat dia menengok ke dalam sumur. Bukannya takut, jiwa petualang Caca malah penasaran dan memilih terus duduk, merapatkan telinga di dinding sumur
Satu per satu, lampu kamar kost itu tergantikan dengan cahaya redup lampu tidur. Bahkan ada yang membiarkannya pekat tanpa cahaya apapun.
Sunyi. Suara tivi ataupun suara para penghuninya yang terkadang bingar, kini tak terdengar.
Tiba-tiba terdengar jeritan. Suara gadis itu keluar seperti dipaksa oleh bayangan seram yang dilihatnya.
Caca merapatkan selimut. Tidak seperti bulan lalu, saat mendengar suara serupa. Di malam yang juga pekat, dia bangkit dan mencari asal suara. Kali ini tidak! Dia bahkan mematikan lampu tidur yang selalu menemaninya bermimpi.
“Tolooong!”
Suara itu semakin panik. Caca bergidik juga akhirnya, setelah dari tadi mencoba menepis suara itu.
“Aaaah……!”
Sepertinya sebuah tikaman baru saja mendarat di tubuh pemilik suara itu, atau kobaran api menjilatnya. Mungkin juga air panas menyiraminya.
Caca tidak tahu. Suara itu membelah malam. Dan dia membiarkannya. Sebulan yang lalu, suara serupa terdengar tiga malam berturut-turut. Tiga malam pula, Caca keluar rumah untuk mencari asal suara.
Cahaya purnama membuatnya leluasa mencari pemilik suara itu, di antara pekarangan yang tidak terlalu luas. Tapi suara itu ditemukannya tanpa wujud dari dalam sumur yang juga diterangi purnama.
Tak ada seorang pun di kedalaman sumur itu. Hanya purnama yang berkaca, juga bau kaporit yang menyengat.
Suara itu langsung menghilang saat Caca menengok ke dalam sumur.
Malam ini, saat suara itu terdengar lagi, Caca memilih diam.
Percuma! Bulan lalu tiga malam berturut-turut dia keluar mencari, tapi tak ada yang didapatkannya kecuali bulan dalam sumur.
Lebih mengecewakan, karena paginya, saat dia bercerita ke teman kostnya yang lain, semua menganggapnya baru bangun dari mimpi buruk.
Hanya dia yang mendengar suara itu. Jeritan yang seandainya bulan di langit yang tertidur pun akan mendengarnya. Tapi ini tidak! Penghuni bumi pun, hanya Caca yang bisa mendengarnya tanpa pernah
melihat pemiliknya.
Selalu hilang, saat Caca menundukkan kepala ke dalam sumur. Sumur itu sebelumnya tak pernah dipergunakan airnya.
Tapi kemarau panjang, yang entah akan berakhir sampai kapan, membuat seluruh penghuni kost sepakat mengeruk airnya yang sudah bau, lalu ditaburi kaporit. Hasilnya lumayan, untuk urusan mandi dan mencuci, air sumur itu yang diberdayakan. Sementara air PAM yang hanya mengalir saat tengah malam, ditampung untuk keperluan minum dan masak.
“Tolooong!”
Suara itu tak lagi sekeras tadi, juga tak lagi histeris. Kini menyerupai pelasan minta belas kasihan.
Caca bisa membayangkan, pemilik suara itu telah dilukai dan kini memelas, menangis menahan sakit.
Caca yang dari tadi tak peduli, kini tersentuh hatinya untuk bangkit. Bulan lalu, suara itu tak pernah memelas seperti ini karena dia selalu keluar mencari pemiliknya. Tapi kini?
Suara minta tolong itu, berganti dengan isak yang memilukan. Caca semakin tersentuh, semakin ikut merasa, dan dia tak bisa bertahan dengan pendiriannya. Dia bangkit dari tempat tidur, lalu
melangkah ke arah sumur di luar rumah.Tak seperti bulan lalu, kali ini Caca ingin memastikan asal suara itu, benar berasal dari dalam sumur. Dengan mengendap-endap, Caca diterangi purnama yang separuhnya tertutup awan, melangkah menuju ke sumur yang diyakininya menjadi asal suara.
Suara isak itu masih terdengar. Makin memilukan.
Tak ingin ketahuan oleh pemilik suara, Caca tidak langsung
menengok ke dalam sumur. Dia duduk dan merapatkaan telinga di dinding sumur.
Jelas sekali, suara itu berasal dari dalam sumur.
Isak tangis yang memilukan, seolah pemilik suara itu dalam ketakutan yang teramat sangat, dan meminta pertolongan.
Caca memperhatikan langit. Kali ini wajah purnama masih dikabuti awan. Tepat di atas sumur!
Caca belum juga menengok ke dalam sumur, dia ingin tahu sampai kapan gadis itu akan menangis. Dan tiba-tiba…
“Tooloong!” Menjerit lagi.
Suara histeris itu bersamaan dengan berlalunya awan yang menyelimuti bulan. Purnama bulat utuh lagi.
Suara itu semakin menjerit kesakitan. Seolah bulan yang berkaca di dalam sumur menampakkan wajah seram untuknya.
Entah berapa lama suara itu melengking membelah malam. Tapi setiap bulan tertutupi awan, suara itu berubah memelas dalam tangis. Caca jadi yakin. Pemilik suara itu takut pada bulan yang tepat berada di atas sumur.
Caca tak ingin kecolongan, seperti bulan lalu, di
mana suara itu selalu menghilang saat dia menengok ke dalam sumur. Bukannya takut, jiwa petualang Caca malah penasaran dan memilih terus duduk, merapatkan telinga di dinding sumur
TERLAMBAT UNTUK JUJUR
Terlambat Untuk JujurRiriiiisssssssssssss.....heii...hello...auo..uoooo...teriakan tarzan super dasyat membuyarkan lamunanku. Tiba-tiba aja Wina udah berada dihadapan, kamu itu ngelamun atau pingsan sich..?? omelnya sebel,dari tadi dipanggil bengong aja.Ah masa..perasaan dari tadi ndak ada suara apa-apa.Yeee....gimana mo denger kalau raga lo aja yang disini sementara jiwa lo ada di dunia antah berantah..udah ketauan ngelamun aja masih ngeles.ngelamunin apa cihhh..sampe segitunya..??.Udah ah ndak penting,yang penting sekarang ngapain lo pagi-pagi udah nongol dikamarku,ni kan hari libur ??. Yach..kebanyakan ngayal sich jadi lupa dech,hari ini kan kita ada diskusi mingguan,udah gih cepetan mandi ntar telat lagi.Sttt..stt..ris..riris,lo jangan ngayal mulu dong,tuh kakak pemateri lagi nanyain lo tuch.nanyain apaan..??katanya lo ada masalah apa,bisik Wina lagi.cepetan jawab Ris..dia nungguin jawaban lo.Ah..eh..enggg..gak ada masalah kok kak.Spontan peserta diskusi melirik kearah Riris.Wina cuma senyam-senyum melihat Riris yang habis dikerjainnya..hehehe..emang enak dikerjain..makanya jangan ngelamun terus.Diskusi telah usai,Riris sekarang udah kembali berada dikamarnya,ajakan Wina untuk jalan-jalan ke mall ditolaknya mentah-mentah.Pengenya dirumah aja,malas mau ngapa-ngapain.Gara-gara perkataan Edi yang ditemuinya seminggu yang lalu Riris jadi uring-uringan,ngelamun terus.Waktu itu Riris lagi menghadiri kongres mahasiswa se Indonesia di Sulawesi,tanpa sengaja dia ketemu Edi disana.Edi teman seorganisasinya yang berasal dari daerah Rantau Parapat.Dengan logat bataknya yang khas Edi berkata pada Riris,”tega kali la kau Ris sama kawan awak..gara-gara kau si Irwan patah hati,sampai-sampai sakit kuning dia.Kalau kau tak ada hati sama dia janganla kau kasi harapan,kawan awak.Udah kubilang sama dia kalau kau tu udah ada pacar,kawan kita juga..tak mau dengar dia,terakhir patah hati…saketla dia.asal tau kau Ris,dia tu takut kali ma perempuan,tak pernah dia punya cewek,pas jumpa kau itulah dia langsung jatuh cinta”.Perkataan itulah yang sekarang selalu terngiang-ngiang,ah..bodohnya aku gumam Riris perih.mengapa saat itu dia tak mau jujur dengan perasaannya sendiri.mengapa dia enggak ngerti waktu Irwan bilang bahwa dia sedang pd-kt dengan seorang cewek yang berdomisili di medan.Irwan,lelaki itu dikenalnya di Jakarta pada saat ada kegiatan organisasi kampus yang mengharuskannya kesana.Dalam sebuah forum diskusi,Irwan saat itu duduk disampingnya,sambil mendengarkan artis Nurul Arifin yang menjadi pembicara sesekali mereka ngobrol.Semua mengalir begitu aja,sampai kembali ke Medan pun mereka masih tetap berkomunikasi melalui ponsel.Ris masih ingat saat itu setiap hari Irwan selalu menelponnya,pagi,siang,sore,malam selalu aja ada sms yang penuh perhatian darinya.Jujur saat itu Ris punya perasaan yang beda,terlebih lagi hubungannya dengan Andri juga sedang di ujung tanduk.Andri ketauan selingkuh,tapi Ris tak bias memutuskannya karena Andri selalu mengancam akan bunuh diri.Andri yang juga kenal dengan Irwan juga pernah bilang kalau Irwan pernah menelponnya nanyain tentang Riris,tapi Ris tak pernah tanggapi karena dia piker itu hanya cara Andri untuk melarangnya berteman dengan Irwan.hingga akhirnya Irwan benar-benar menghilang,tak ada kabar berita lagi..bahkan dihubungi juga tak pernah dijawab.sekarang kenangan itu hadir lagi..ugh..betapa Riris merindukannya,suaranya,perhatiannya.Saat ini Riris udah sendiri,karena pada kenyataannya Andri berpaling dan pergi denngan pacar barunya.tapi Riris tak merasa begitu sedih,Ris malah senang bias terlepas dari orang seposif Andri.Sekarang yang dihatinya Cuma ada Irwan,entah benar atau tidak apa yang disampaikan Edi,tapi Ris tak bias bohong lagi bahwa sebenarnya dia tlah jatuh hati pada Irwan.Ris meraih hpnya,menekan beberapa angka dan haloo..asalammualaikum,waalaikum salam..jawab Riris gemetar..dengan Irwan ya..?? Iya benar,ini siapa ya?? Ini Riris bang,riris yang dimedan.tut..tut..tuuuuttt.hubungan telpon langsung diputus dari seberang sana.Riris terhenyak.terdiam sebentar dan kembali meraih hpnya.Bagaimanapun juga aku harus mengatakan ini,aku tak perduli dia punya perasaan yang sama atau tidak,aku tak peduli dibilang agresip,aku tak peduli ini terlambat atau tidak,yang pasti aku harus jujur gumam riris dalam hati.selesai mengetikkan sms itupun ia kirim ke Irwan.Selang beberapa menit sms Riris berbalas..”maaf Ris..sebelumnya terima kasih atas kejujuran Riris,sesungguhnya abang juga punya perasaan yang sama,tapi sebaiknya kita lupakan saja semua.Sudah terlambat Ris,besok pagi abang akan menikah dengan perempuan yang telah dijodohkan oleh orang tua abang,walaupun rasa cinta ini begitu dalam..tapi abang tak ingin mengecewakan dan membuat malu keluarga.salam saying..Irwan.Riris menagis sejadi-jadinya,tapi dalam hati dia bersyukur walaupun kisahnya tak berakhir dengan happy ending seperti di sinetron,tapi dia telah jujur,jujur pada hatinya dan jujur pada Irwan yach..walau dia terlambat untuk jujur.
Senin, 15 Maret 2010
HIDUP ITU ANUGRAH
Peristiwa demi peristiwa terjadi dalam hidup ini. Semuanya begitu cepat tanpa harus menunggu lagi. Kaya, miskin akan sama dalam pandangan Allah SWT. Allah akan mengujinya untuk mengetahui seberapa besar iman yang ada pada mahluk ciptaan-Nya. Coban yang berat maupun ringan akan silih berganti mengisi perjalanan hidup seseorang.
Hidup itu harus disyukuri dan di nikmati, kapan dan dimanapun kita berada karena sesungguhnya nikmat dan anugerah yang diberikan Allah kepada kita sangatlah besar. Masih panjang perjalanan yang harus di tempuh, masih banyak pula kenikmatan dan anugerah yang diberikan kepada manusia yang mau merenung. Kehidupan yang sedang kita jalani sekarang, hendaklah menjadi semangat, anugerah terbesar yang harus di syukuri. Karena dengan mensyukuri kita akan bisa menjawab nikmat dan anugrah yang lainnya.
Sungguh besar cinta Allah SWT kepada hamba-Nya, ia ciptakan langit dan bumi sebagai atap dan ladang untuk kehidupan. Diberikannya hujan untuk menumbuhkan tanaman dan tumbuhan, diberikan tanah yang subur untuk mencari rezeki-Nya. Dan diberikan segala kekayaan alam yang tiada terbatas jumlahnya. Apakah manusia masih mengingkari kebesaran-Nya? semua itu menjadi jawaban kita masing-masing.
Hidup itu adalah anugerah yang patut kita syukuri karena tanpa kehidupan, dunia terasa gersang dan sepi. Dari kehidupan itu, semua mahluk ciptaan-Nya mengenal satu dengan yang lain. Dengan kehidupan itu pulalah manusia di jadikan khalifah dibumi agar mengelola bumi menjadi indah dan nyaman. Manusia di bimbing untuk saling memberikan yang terbaik pada diri sendiri, orang lain dan Sang Pencipta.
Dengan mensyukuri hidup, kita akan ingat kepada Allah dan apabila kita ingat kepada Allah hati menjadi tenang. Hidup yang tenang dan tentram selalu di impikan oleh setiap orang. Karena dengan ketenangan kita akan menjadi lebih positif dalam bertindak dan berpikir. Hidup jadi terarah dan berkualitas. Syukurilah hidup itu sebagai karunia dan anugerah yang paling terbesar dari segalanya, temui Dia yang telah memberikannya baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Karena kebahagian hidup bukan terletak dari banyaknya harta atau jabatan akan tetapi amal taqwa dan keikhlasan dalam mengarungi hidup yang sementara. Wassallam.
Hidup itu harus disyukuri dan di nikmati, kapan dan dimanapun kita berada karena sesungguhnya nikmat dan anugerah yang diberikan Allah kepada kita sangatlah besar. Masih panjang perjalanan yang harus di tempuh, masih banyak pula kenikmatan dan anugerah yang diberikan kepada manusia yang mau merenung. Kehidupan yang sedang kita jalani sekarang, hendaklah menjadi semangat, anugerah terbesar yang harus di syukuri. Karena dengan mensyukuri kita akan bisa menjawab nikmat dan anugrah yang lainnya.
Sungguh besar cinta Allah SWT kepada hamba-Nya, ia ciptakan langit dan bumi sebagai atap dan ladang untuk kehidupan. Diberikannya hujan untuk menumbuhkan tanaman dan tumbuhan, diberikan tanah yang subur untuk mencari rezeki-Nya. Dan diberikan segala kekayaan alam yang tiada terbatas jumlahnya. Apakah manusia masih mengingkari kebesaran-Nya? semua itu menjadi jawaban kita masing-masing.
Hidup itu adalah anugerah yang patut kita syukuri karena tanpa kehidupan, dunia terasa gersang dan sepi. Dari kehidupan itu, semua mahluk ciptaan-Nya mengenal satu dengan yang lain. Dengan kehidupan itu pulalah manusia di jadikan khalifah dibumi agar mengelola bumi menjadi indah dan nyaman. Manusia di bimbing untuk saling memberikan yang terbaik pada diri sendiri, orang lain dan Sang Pencipta.
Dengan mensyukuri hidup, kita akan ingat kepada Allah dan apabila kita ingat kepada Allah hati menjadi tenang. Hidup yang tenang dan tentram selalu di impikan oleh setiap orang. Karena dengan ketenangan kita akan menjadi lebih positif dalam bertindak dan berpikir. Hidup jadi terarah dan berkualitas. Syukurilah hidup itu sebagai karunia dan anugerah yang paling terbesar dari segalanya, temui Dia yang telah memberikannya baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Karena kebahagian hidup bukan terletak dari banyaknya harta atau jabatan akan tetapi amal taqwa dan keikhlasan dalam mengarungi hidup yang sementara. Wassallam.